Kelompok 7 9E:
Made Ayunitya (18)
Putu Wangi (26)
Zaskia (32)
Sarah (14)
PERISTIWA 5 HARI DI SEMARANG
Pertempuran Lima Hari adalah serangkaian pertempuran antara rakyat Indonesia melawan Tentara Jepang. Sejarah Pertempuran 5 Hari di Semarang terjadi tanggal 15-19 Oktober 1945. Peristiwa yang juga disebut Palagan 5 Dina ini termasuk dalam rangkaian perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia seiring kalahnya Jepang dari Sekutu di Perang Dunia II.
Setelah jepang menyerah, indonesia segera memproklamasikan kemerdekaannya. Namun, pihak jepang terlihat belum mampu menerima kekalahan. Banyaknya prajurit jepang yang belum dapat pulang ke negaranya, membuat mereka dipekerjakan, seperti menjadi pekerja pabrik.
Hingga pada tanggal 14 oktober 1945, 400 mantan tentara dai nippon jepang yang dipekerjakan untuk mengubah pabrik gula Cepiring menjadi pabrik senjata memberontak saat dipindahkan ke Semarang. Mantan Prajurit tersebut akan dipindahkan ke semarang, tetapi melarikan diri ke arah jatingaleh. Mereka kemudian bergabung dengan kidobutai, batalyon jepang yang dipimpin mayor kido. Mereka melakukan perlawanan dengan alasan untuk menyelamatkan orang-orang jepang yang menjadi tawanan.
Pasukan jepang tiba-tiba menyerang dan melucuti delapan petugas kepolisian yang sedang bertugas untuk menjaga persediaan air minum di jalan wungkal. Kemudian beredar isi bahwa jepang telah meracuni air minum tersebut. Kepala laboratorium pusat rumah sakit rakyat (purusara), dokter karyadi mencoba memeriksa kebenaran isu tersebut. Namun dalam perjalan, mobil yang ditumpanginya diserang hingga membuat dokter karyadi gugur. Hal ini memicu kemarahan rakyat semarang sehingga pertempuran pun tidak terelakkan.
Tentara keamanan Rakyat (TKR) dan para pemuda bertempur melawan pasukan kidobutai yang kala itu dibantu batalyon jepang lain yang kebetulan sedang singgah di semarang. Perlawanan pertama dilancarkan TKR pimpinan Letnan Widarjo. Karena kekuatan jepang lebih besar, letnan widarjo ditangkap bersama 30 anak buahnya dan kemudian dibunuh. Pertahanan pemuda AMKA (Angkatan Muda Kereta Api) di gedung Lawang Sewu juga dibobol Jepang.
Sebanyak 20 orang pemuda AMKA menjadi korban. Dari hari ke hari, pertempuran semakin sengit. Sebanyak 2000 orang pejuang Indonesia gugur pada peristiwa tersebut, sedangkan 850 orang dari pihak Jepang tewas.
Pada 19 Oktober 1945, kapal besar HMS Glenroy yang mengangkut tentara sekutu berlabuh di semarang. Pertempuran baru berhenti setelah gubernur Jawa Tengah Wongsonegoro dan pemimpin TKR berunding dengan komandan tentara Jepang.
Proses gencatan senjata dipercepat setelah Brigadir Jenderal Bethel dari pasukan Sekutu terlibat dalam perundingan tanggal 20 oktober 1945. Pasukan sekutu kemudian melucuti senjata jepang dan menawan tentara jepang.
Amanat untuk generasi muda dari peristiwa lima hari di semarang adalah kita harus mempertahankan NKRI dari penjajahan agar kita menghargai jasa para pahlawan di Indonesia serta kita harus menjaga dan rela berkorban demi kemerdekaan.
Pertempuran lima hari di Semarang itu mempunyai nilai tersendiri, khususnya bagi rakyat Jawa Tengah. Peristiwa itu menunjukkan kebulatan tekad rakyat untuk mengambil alih kekuasaan dari Jepang. Pesan untuk generasi muda dari peristiwa lima hari di semarang adalah agar generasi muda tidak melupakan sejarah perjuangan di tanah air termasuk Kota Semarang.
No comments:
Post a Comment